Megatasi Anak Melawan Rasa Takut

Anak saya iyas ini termasuk anak yang penakut. Ingat sewaktu usianya 8 bulan dan saya bawa pulang mudik ke tangerang, dia nangis saat digendong sama eyang kungnya. Kaget juga sih soalya pertama kalinya saya lihat dia menangis takut saat akan digendong orang lain. Sejak saat itu saya baru menyadari sifat takut dari iyas. Setiap melihat orang-orang baru dia akan ketakutan, waktu itu butuh 3 hari lebih eyang kungnya baru bisa gendong iyas.

Sejak iyas masih kecil, saya tidak pernah menakuti-nakuti iyas dengan orang atau hal apapun. Bingung juga sih kenapa dia masih memiliki rasa takut? Pe Er nih untuk saya. Selain takut dengan orang yang baru dikenalnya, dia juga takut jika saya ajak ke posyandu. Sampai usianya 22 bulan sekarang iyas susah sekali untuk ditimbang dan diukur tinggi badannya, dia selalu menangis kejer setiap akan ditimbang. 

Iyas juga takut sekali dengan badut. Setiap saya ajak bermain ke asia afrika, saya kenalkan dengan badut pasti dia enggak mau. Dia memilih untuk digendong bila sudah melihat badut. Iyas juga takut jika diajak bermain mobil-mobilan koin. Padahal saat usianya masih 8 bulan dia anteng banget ditaruh di odong-odong koin. Bertambahnya usia dia malah jadi ketakutan, iyas kaget jika mobil-mobilan koinnya bergerak getaran awal yang agak kencang sepertinya yang bikin iyas jadi takut sampai sekarang. 

Masih banyak lagi yang iyas takutkan dan enggak bisa semua ditulis disini. Saya kwatir jika sampai dewasa kelak sifat takutnya ini mengganggu kehidupannya. Saya selalu tegas ke suami untuk tidak menakuti-nakuti iyas akan hal apapun, soalnya suami kadang suka keceplosan menakuti iyas supaya iyas mau nurut. Tapi mudah-mudahan apa yang menjadi kekwatiran saya tidak akan terjadi. Saya selalu berusaha untuk mengerem mulut saya agar tidak keluar ancaman atau menakuti iyas jika iyas sedang tidak menurut. Saya selalu sounding iyas berulang-ulang, mungkin sekarang iyas tidak menghiraukan tapi dilain waktu pasti iyas mau mendengarkan. Saya pun terus mencoba mengenalkan apa yang menjadi ketakutannya.

Saya selalu sounding iyas, "iyas jangan takut ya kalau mau ditimbang diposyandu, umi kan ada nemenin iyas ditimbang." sekian lama di sounding akhirnya bulan februari ini iyas mau naik keatas timbangan ya walaupun harus dirayu dulu sebelumnya setidaknya tidak ada drama menangis kejer lagi di posyandu.

Saat hari peduli sampah kemarin ada yang membuat saya kaget sekali, iyas sudah bisa mengatasi rasa takutnya pada badut. Dia sudah mau bersalaman dan foto digendong badut. Jadi selama ini setiap melihat badut saya selalu ajak iyas untuk bersalaman dengan badut, seringnya iyas menolak namun hari itu saya kaget juga dia mau jalan untuk salam dengan badut. Oh iya saya juga selalu sounding iyas " yas, badut itu lucu loh jadi enggak ada yang harus ditakuti." 

Enggak takut sih tapi pas digendong kaku gitu

Selain itu ada lagi yang membuat saya kaget tidak menyangka, iyas berani naik kuda sendiri. Kuda beneran bukan kuda koin. Awalnya saya pesimis dia tidak akan mau naik kuda, namun abinya tetap menaiki dia ke kuda eh iyasnya diem saja enggak menunjukan rasa takut. Akhirnya iyas jalan-jalan naik kuda deh, ditemani pawang kudanya. Lalu saya? Saya dan suami tidak ikut menunggu di alun alun saja. Kwatir? Tentu saja saya sangat kwatir sampai cerewet bertanya ke suami "iyas enggak apa-apa?", "nangis enggak nanti sendiri?", "coba tengok bi takutnya nangis minta turun". Suami menenangkan saya, karena iyas didampangi sama ahlinya. Akhirnya kecemasan saya pun terpecahkan, iyas datang dengan wajah polos tanpa ekspresinya menunggangi kuda. Padahal kudanya jalannya agak cepat, tapi iyas kelihatan enjoy saja *kalah uminya aja enggak berani naik kuda*. Ditanya "mau naik kuda lagi enggak iyas?" diapun mengangguk hihihi nanti ya tunggu gajian lumayan sekali naik 10rb. Nah Pe Er umi sekarang bikin iyas enggak takut lagi naik kuda-kudaan koin, kuda beneran enggak takut tapi kuda koin masih takut.

Enggak takut tapi tanpa ekspresi :D

Semua butuh proses untuk bisa mengatasi rasa takut pada anak, tidak bisa dengan instan membuat anak tidak takut lagi. Yang penting kita harus tahan untuk tidak menakuti anak walau hal sekecil apapun jangan menakutinya. Jangan pernah putus asa untuk sounding kata positif ke anak, saat bertambahnya usia dia akan mengerti. Terus kenalkan dengan hal atau benda yang dia takuti, tapi jangan dipaksa nanti yang ada malah jadi trauma semakin takut. Masih banyak Pe Er saya untuk mengatasi rasa takut iyas, mudah-mudahan saya bisa menjadikan iyas anak yang lebih berani lagi. Aamiin.

CatatanRia.com