Bersepeda adalah salah satu kegemaran saya sejak kecil. Berbagai jenis sepeda sudah saya coba, mulai dari sepeda kecil roda empat, bmx, sepeda mini, sepeda ontel, sepeda gunung, sepeda federal. Tetapi saya belum mencoba sepeda lipat, waktu zaman saya belum ada sepertinya. Dulu senang sekali main sepeda muterin komplek rumah sampai menjelajah keluar komplek masuk gang satu dan ke gang lainnya. Tidak heran dulu saya sampai menghitam kulitnya waktu kecil.
Sewaktu masih SD saya pun pergi ke sekolah terkadang membawa sepeda, namun sejak lulus SD sudah tidak pernah lagi ke sekolah naik sepeda karena sekolahnya jauh dari rumah. Tapi saya tetap suka bersepeda sampai duduk di bangku SMU, saya hanya memakainya jika akan kerumah teman saya yang jaraknya agak jauh dari rumah. Disaat teman-teman lainnya sudah naik motor, saya masih setia bersepeda. Kebiasaan bersepeda saya mulai hilang sejak masuk kuliah, rasanya koq ya sudah enggak pede naik sepeda. Lagipula jalanan sudah tak seramah dulu lagi, sudah terlalu padat dengan kendaraan sehingga orang tua saya juga kwatir kalau saya naik sepeda.
Kegemaran saya dalam bersepeda sepertinya menurun ke Iyas, saat umurnya belum genap 2 tahun sudah minta dibelikan sepeda kecil yang roda 4, ditawarin sepeda roda 3 dia enggak mau. Hasilnya ya Abi dan Uminya jadi dorong-dorong kesana kemari *lumayan encok*. Saya perhatikan sekarang di Bandung juga sudah mulai banyak yang bersepeda. Di Bandung kotanya malah sudah ada jalanan track khusus pengguna sepeda. Namun sayang jalanan yang seharusnya menjadi hak pengguna sepeda direnggut kendaraan lainnya, jadi masih belum terasa nyaman jika bersepeda dijalanan umum. Di Alun-alun Ujung Berung juga banyak anak yang bermain sepeda di lapangannya, tapi karena ada yang bersepeda saya jadi takut melepas iyas main dilapangan alun-alun takut ketabrak sepeda.
Sejak ditemukan di abad 19 sampai dengan sekarang, jual sepeda murah merupakan alat transportasi yang sangat banyak digunakan. Jenis dari alat transportasi ini ada beberapa, yang dibedakan lantaran kemampuan dan kelebihannya. Di beberapa negara, memiliki alat transportasi ini sudah menjadi hal yang lumrah, baik untuk keperluan sehari-hari, balapan, olahraga, dan kebutuhan lainnya.
Dalam perkembangannya, banyak tipe-tipe dari alat transport satu ini yang dijual dan didesain khusus untuk medan tertentu. Beberapa tipe tersebut adalah:
- Single speed – biasa dipakai di kota-kota. Hanya punya 1 buah gir saja sehingga kecepatannya tak bisa diubah
- Road bike – jenis balap ini biasa dipakai di jalan yang mulus dan beraspal.
- Competitive road bike – jenis balap untuk bertanding, dan punya bobot yang sangat ringan.
- Mountain bike – jenis gunung bagi para petualang, bisa digunakan di jalanan yang menantang di luar daerah kota.
- Downhill bike – jenis khusus untuk menempuh tanjakan curam.
- Free ride bike – bisa menempuh jalanan ekstrim, tanjakan dan turunan, dengan suspensi sedikit dan ringan.
- Cross country bike – bisa melewati berbagai medan yang bervariasi, dari jalan modern beraspal hingga jalan berlumpur dan menanjak.
Ada satu lagi jenis yang unik, yang akhir-akhir ini banyak dipakai oleh orang-orang di perkotaan maupun untuk perjalanan, yaitu folding bike atau sepeda lipat. Keponakan-keponakan saya pada suka sama jenis sepeda lipat ini. Jenis bike satu ini mampu dibawa kemana-mana dengan sangat gampang, karena tentu saja, dia bisa dilipat sehingga tidak butuh ruang yang banyak untuk parkir. Kendaraan ini pun bisa dibawa kalau kita ingin naik mobil ataupun kereta.
Meski merupakan alat transportasi populer, kecintaan penduduk negara-negara di bawah ini pada bicycle jauh lebih besar daripada yang lainnya. Ini dia beberapa negara tersebut:
- Tiongkok – sekitar 37% lebih dari penduduk di negara ini memilih menggunakan bicycle, bahkan di kota besar seperti Shanghai, yang 60% penduduknya berlalu-lalang dengan bicycle.
- Jepang –karena pajak kendaraan bermotor yang mahal, maka orang Jepang memilih menggunakan bicycle biasa. Menurut statistiknya, lebih dari 56% orang Jepang menggunakan alat transportasi ini sehari-hari.
- Belanda – negara Eropa paling ramah bagi para cyclist. 99% orang Belanda memakainya, sehingga jalurnya banyak tersedia. Tetapi, masalah maling adalah masalah serius di sana.
- Finlandia – tingkat penggunaan lebih dari 60%. Bagi mereka, mengendarainya tidaklah mengenal musim, baik di musim panas ataupun bersalju.
Jika diperhatikan, rata-rata negara di Eropa menggunakan sepeda sebagai alat transportasi utama. Hal tersebut bisa dimengerti karena jalan-jalan di perkotaan Eropa memang cenderung lebih sempit dan datar, sehingga cocok bagi kendaraan roda dua ini. Namun alasan lainnya adalah karena bicycle merupakan kendaraan ramah lingkungan, murah, dan tidak memerlukan bensin, sehingga hemat pengeluaran.
Mudah-mudahan di Indonesia mengikuti negara-negara tersebut cinta bersepeda, kan lumayan bisa mengurangi kemacetan dan polusi udara yang sudah sangat memprihatikan di kota-kota besar di Indonesia.
Mudah-mudahan di Indonesia mengikuti negara-negara tersebut cinta bersepeda, kan lumayan bisa mengurangi kemacetan dan polusi udara yang sudah sangat memprihatikan di kota-kota besar di Indonesia.
CatatanRia.com
Ihiiyy, abang Iyas punya sepeda bisa main kesana kemari dong ini. Nanti boncengin adek Faraz ya :)
ReplyDeleteBanyak juga ya Mbak jenis2 sepeda sesuai fungsinya. Saya punya sepeda lipat Mbak, tp sekarang nganggur dia tu, abis jatoh dipake ma Adik. Kayaknya mau diketok2 dulu, hihihih
mbak aku yo setiap pagi selalu naik sepeda mini antar anakku sekolah. Kebetulan jarak rumah ke sekolahnya cuma kurang lebih 500 meteran lah. Anak lanangku cuma mau diantar ke sekolah sama aku, gak boleh orang lain, dan maunya yo pake sepeda. Hehehe...bersepeda emang mengasyikkan, sehat dan bebas polusi ya. Duh kapan ya kita bisa kayak negara-negara yang mbaks ebutkan di postingan yg penduduknya gemar bersepeda?
ReplyDelete