Ketika Anak Lebih Memilih Ayah Daripada Ibu

Semakin bertambahnya usia anak maka akan banyak sekali perkebangan dan perubahan dari seorang anak. Terkadang dalam waktu sebulan saja anak sudah bisa berubah, misalnya bulan kemarin belum bisa merangkak eh bulan berikutnya dia sudah merangkak keliling rumah. Makanya amazing banget melihat perkembangan anak setiap bulannya. Dan saya tidak pernah mau melewatkan setiap tumbuh kembang buah hati saya.

Iyas baru 5 bulan

Anak saya Iyas usianya sekarang 2,5 tahun, perkembangannya Alhamdulillah bagus hanya saja dia masih telat dalam berbicara. Tapi enggak masalah biar bahasanya masih agak-agak planet namun cerewet banget. Sebulan belakangan ini Iyas lagi dekat sekali dengan Abinya, saya sih enggak masalah untung dekat sama Abinya bukan sama orang lain. Saya juga kurang tau alasan kenapa dia menjadi dekat sekali dengan suami saya, karena sebelumnya Iyas itu dekat sekali dengan saya. Mungkin karena memang sehari-hari dia selalu bersama saya. Atau mungkin dia sudah jenuh setiap hari dengan saya lagi eh saya lagi. 

Love father and son

Setiap hari kalau Abinya pulang agak malam, pasti deh dia nyariin. Lagi asyik nonton kartun sama saya, eh keluar kamar sambil bilang "Abi Abi.." dan berdiri didepan jendela menatap keluar, mungkin dia menanti suami saya pulang. Melihat Iyas seperti itu kadang membuat saya sedih, jadi merasa dejavu. Dulu sewaktu kecil saya pun seperti itu, suka menengok ke jendela nunggu orang tua saya pulang kerja. Untunglah saya bekerja dirumah sehingga Iyas hanya menanti Abinya pulang. Salut deh sama Ibu pekerja, saya bisa merasakan dilemanya.

Superhero dan calon superhero

Tidak hanya itu jika suami saya sedang ada dirumah, semua-semua harus dengan Abinya. Minta bikinin susu sama abinya, ganti baju sama Abinya, mandi sama Abinya, bahkan sampai dicebokin pun maunya sama Abinya. Sudah beberapa malam ini juga Iyas memilih tidur dikelonin Abinya, karena Abinya jaga warung jadi Iyas hanya duduk dipangkuan suami dan ketiduran deh. Saya selalu ditolak Iyas kalau ada Abinya hiks terkadang disini sedih juga koq ya saya merasa enggak laku. Saya pribadi tidak memaksakan Iyas harus dengan saya, karena kalau suami saya kerja juga Iyas larinya ke saya.

Jika diingat-ingat beberapa bulan terakhir suami saya sering pulang malam, sampai dirumah Iyas sudah tidur. Kadang Iyas belum bangun tidur, suami saya sudah berangkat kerja. Di hari liburnya pun suami sering pergi karena memang ada urusan. Mungkin kerinduannya dengan Abinya sehingga membuat dia lebih memilih suami saya daripada saya. Setiap pagi juga biasanya Iyas cuek pas Abinya berangkat kerja hanya cium tangan dan dadah, eh sekarang sudah kayak buntutnya suami kemanapun suami jalan pasti ikut dibelakangnya dan pas suami akan berangkat kerja nangis deh dia minta ikut. Untung hanya sebentar nangisnya, pas suami sudah jalan baru deh diam.

Awalnya suami sih mengeluh karena selalu direpotkan Iyas, namun saya bilang ke dia "Abi diriweuhin Iyas cuma malam aja, coba bayangin Umi setiap hari dari pagi sampai malam." Dan setelah itu dia enggak pernah mengeluh lagi diriweuhin sama Iyas, tersadar mungkin dia repotnya saya setiap harinya.

Kedekatan Iyas dengan suami saya pun membuat suami saya tersadar, betapa ia dibutuhkan oleh anaknya dirumah. Dia sudah mulai jarang pulang malam, semua urusan diusahakan dikerjakan dirumah. Dua hari libur yang dimiliki suami pun, dia memilih untuk dirumah kalaupun ada urusan diusahakan diselesaikan memakai satu hari liburnya saja. Anak seusia Iyas memang masih unik sekali, dia masih belum bisa mengutarakan apa yang dia rasakan. Tingkah lakunya lah yang memperlihatkan apa yang dia rasakan, kita sebagai orang tua memang harus peka akan setiap perubahan yang dilalui anak. Mengkoreksi diri itu yang terpenting. Biarlah saya tidak laku sekarang mah, tapi kalau urusan makan Iyas tetap mencari saya hehehe.

 CatatanRia.com