Bayarlah Hutang Pada Waktunya

Zaman sekarang berhutang sudahlah menjadi hal yang biasa, di Indonesia enggak hanya warganya yang suka berhutang negaranya pun suka berhutang. Sekarang sudah marak dengan dunia perkreditan, segala-segala bisa dikredit sampai mau beli panci atau keripik singkong pun dikredit loh. Kredit kan sama saja dengan berhutang, karena saat kita membeli barang uang yang kita pakai bukanlah uang kita dan kita memiliki kewajiban membayar kepada pihak yang sudah membelikan kita barang.

Enggak ada yang salah dengan kredit, saya pun pernah melakukan pembelian barang dengan kredit. Waktu itu saya membeli showcase untuk diwarung, mau beli  cash sama aja nguras abis tabungan jadi akhirnya memilih untuk kredit aja biar tabungan aman. Kalau tabungan kekuras nanti kalau ada apa-apa bisa bingung sendiri sayanya. Itupun saya kreditnya ambil yang kurang dari setahun, enggak betah soalnya kalau kelamaan berhutang.

Sehari-hari hidup saya tidak jauh dari hutang. Membuka warung dirumah, ada saja konsumen yang membeli dan kasbon alias hutang. Memang enggak besar sih biasanya berhutangnya paling cuma seribu dua ribu, tapi enggak dibayar-bayar dan terus mengambil barang jadinya besar deh hutangnya. Kalau ditagih alasannya belum ada uang, tapi setiap hari jajannya ayam KeEfCe. Halah jadi curcol deh saya, gimana lagi sakitnya tuh disini hihihi.

Eh tapi saya juga sih jualan warung berhutang, tapi beda kasusnya. Diwarung beberapa orang ada yang menitip jualan sama saya mulai dari kerupuk, roti, mainan dan lain-lain. Jadi sistemnya saya hanya membayar yang lakunya saja, jadi kan sama saja saya berhutang dibayar kalau si penjual datang kewarung menukarkan dagangannya. Tapi saya selalu tertib donk membayarnya, enggak pernah telat ataupun kurang bayarnya.

Saya sih sebenarnya enggak masalah kalau ada yang berhutang diwarung, asal ya ada asalnya berhutangnya jangan banyak-banyak. Maklum saja keuntungan dari warung itu enggak seberapa banyak loh, tak jarang saya harus menutupi kekurangan uang belanja warung. Saya memberi hutang karena saya kasihan, tapi yang berhutang enggak kasihan sama saya hiks sedihnya. 

Dan ada nih pengalaman dari teman, untungnya bukan pengalaman dari saya. Jadi teman saya itu dihutangin sama temannya, dan kalau temannya ditagih selalu saja ada alasannya untuk menunda bayar. Yang paling bikin teman saya kesal lagi, yang ditagih lebih galak dari yang nagih. Belum lagi yang ditagih selalu update di sosial media foto-foto dia lagi jalan-jalan dan kulineran. Wah jangan sampai deh saya bertemu orang yang seperti itu, bisa kurus nanti saya makan hati.

Ealah masih keterusan curcolnya, mungkin efek mendekati HPL jadi bawaannya sensitif hehehe. Ya intinya sih berhutang boleh saja asal selalu ingat kapan waktu membayarnya, kalau enggak nanti rumahnya didatangi kolektor galak deh hiii serem kan.

Tulisan hutang ini untuk membayar hutang saya pada #1Minggu1Cerita minggu ini.

CatatanRia.com