Akhirnya seminggu lebih enggak buka-buka laptop, karena kesibukan sebagai wanita karir dirumah *bukan kantor ya*. Kesibukan saya ini berawal dari saya yang sakit, dan berbuntut panjang rumah menjadi kacau balau. Cucian menggunung, banyak baju yang belum dilipetan, sampai-sampai lemari hampir kosong. Jadinya begitu sembuh sakit setiap malam yang biasa saya pakai untuk blogging beralih beberes rumah. Untungnya sih tinggal sama Mama mertua jadi kayak piring kotor dan rumah berantakan bisa dialihkan ke Mama mertua. Tapi kayak cucian dan kamar berantakan enggak mungkin donk Mama mertua juga yang mengerjakan.
Oke lah back to the topic, saya ingin membahas tentang masalah perparkiran. Zaman sekarang orang-orang sudah banyak sekali memiliki kendaraan sendiri baik mobil ataupun motor, satu rumah saja minimal memiliki satu buah motor. Bahkan orang yang tinggal dikamar kontrakan yang ruangannya kecil sekalipun rela membagi kamarnya untuk tidur bersama motor.
Memang sih zaman sekarang jika memiliki kendaraan sendiri jadi praktis dan hemat kalau berpergian, koq lebih hemat? Gini loh misalkan satu keluarga yang terdiri dari 3-4 orang akan berpergian, jika mereka akan berpergian sekeluarga dan naik transportasi umum. Hitung saja ongkos naik angkot yang termurah 3000 lalu 3000x3(orang) = 9000 itu baru berangkatnya dan pulangnya 9000 lagi jadi total minimal harus membawa uang 18000 untuk biaya transport saja belum biaya jajan. Nah kalau naik motor beli bensin 18000 bisa untuk beberapa hari, itulah sebabnya orang lebih memilih memakai kendaraan pribadi.
Saya sih tidak mempersalahkan mereka yang ingin memiliki satu atau banyak kendaraan. Namun yang menjadi permasalahan pada zaman sekarang ini adalah padatnya penduduk dan bangunan, banyaknya kendaraan, tidak sebanding dengan lahan parkir yang tersedia.
Tinggal di gang sempit atau rumah tanpa garasi tapi beli mobil, lalu mobilnya diparkir dipinggir jalanan umum. Itukan sudah merebut hak pengguna jalan, jalanan yang enggak seberapa lebar harus dipotong juga sama mobil parkir. Kalau parkir pinggir jalan cuma sebentar saja sih kayaknya enggak masalah ya, lah kalau parkirnya semalaman atau bahkan lebih hmmmm. Solusinya kalau beli mobil sebaiknya beli juga tanah untuk dibikin menjadi garasi, atau bisa sewa garasi tetangga, yang penting tidak menguasai jalanan umum.
Saya tinggal dipinggir jalanan raya, tapi saya masih berbaik hati memberikan lahan didepan rumah untuk orang berjalan dan parkir. Eh tapi koq ya masih dibikin kesel juga ya, yang membuat saya kesal itu ada beberapa orang enggak dikenal seenaknya saja parkir didepan pintu gerbang rumah. Itu kan menghalangin motor suami yang akan keluar atau masuk rumah, padahal bisa kan parkir didepan warung saya yang lahannya lebih luas daripada didepan gerbang rumah. Disini lah saya mengerti mengapa dipinggiran jalan suka ada papan tertulis "Dilarang Parkir disini" nah apa saya juga harus pasang juga? Enggak deh sudah dewasa harusnya sama-sama mengerti.
Belum lama juga ada kejadian dekat rumah, sebuah motor yang dikendarai seorang ABG menabrak mobil yang sedang parkir dipinggir jalan. Si pengendara motor sih emang salah karena tidak hati-hati, masa mobil segitu besar enggak keliatan. Eh tapi si pemilik mobil juga wajib disalahkan, koq ya parkir mobil dipinggir jalan dan menguasai hampir setengah jalanan. Kan ya bisa parkir ditempat yang agak luas agar tidak terlalu banyak menguasai jalanan. Kalau sudah lecet gitu kan mahal loh dempulnya lagi.
Nah biar enggak jadi bahan omongan orang karena kita suka parkir disembarang tempat, ada etika dalam parkir kendaraan Kalian,
Yuk ah lebih bijak lagi dalam parkir kendaraan biar semua sama-sama enak dan nyaman.
CatatanRia.com
Tinggal di gang sempit atau rumah tanpa garasi tapi beli mobil, lalu mobilnya diparkir dipinggir jalanan umum. Itukan sudah merebut hak pengguna jalan, jalanan yang enggak seberapa lebar harus dipotong juga sama mobil parkir. Kalau parkir pinggir jalan cuma sebentar saja sih kayaknya enggak masalah ya, lah kalau parkirnya semalaman atau bahkan lebih hmmmm. Solusinya kalau beli mobil sebaiknya beli juga tanah untuk dibikin menjadi garasi, atau bisa sewa garasi tetangga, yang penting tidak menguasai jalanan umum.
Saya tinggal dipinggir jalanan raya, tapi saya masih berbaik hati memberikan lahan didepan rumah untuk orang berjalan dan parkir. Eh tapi koq ya masih dibikin kesel juga ya, yang membuat saya kesal itu ada beberapa orang enggak dikenal seenaknya saja parkir didepan pintu gerbang rumah. Itu kan menghalangin motor suami yang akan keluar atau masuk rumah, padahal bisa kan parkir didepan warung saya yang lahannya lebih luas daripada didepan gerbang rumah. Disini lah saya mengerti mengapa dipinggiran jalan suka ada papan tertulis "Dilarang Parkir disini" nah apa saya juga harus pasang juga? Enggak deh sudah dewasa harusnya sama-sama mengerti.
Nah biar enggak jadi bahan omongan orang karena kita suka parkir disembarang tempat, ada etika dalam parkir kendaraan Kalian,
- Jika dirumah tidak ada lahan parkir, tunda dulu beli kendaraannya. Atau seperti yang saya sarankan tadi beli juga tanah untuk dibangun garasi atau sewa garasi tetangga (jangan numpang parkir ya kasihan nanti tetanggany).
- Jika parkir dipinggir jalan sebaiknya pilih lahan yang agak luas agar tidak mengganggu pengguna jalan yang lainnya.
- Jangan parkir didepan gerbang atau tempat keluar masuk orang/kendaraan, karena kendaraan kalian menghalanginya.
- Kalau parkir depan rumah orang, jangan lupa senyumin yang punya rumah karena sudah berbaik hati memberikan tumpangan parkir hahaha kalau ini enggak diikutin enggak apa-apa.
Yuk ah lebih bijak lagi dalam parkir kendaraan biar semua sama-sama enak dan nyaman.
CatatanRia.com
klo di gang sempit emang susah mbak,
ReplyDeletesekarang penghuni gang2 sempit ya pada punya mobil
harus punya kesadaran dan kemampuan tingkat tinggi klo mau parkir
Waduh iya sih. Pengen punya kendaraan, tapi apa daya rumah di gang sempit. Kalau parkir kudu numpang tetangga, dengan biaya abumen bulanan
ReplyDeleteSebel tuh kalau ada truk gede parkir di depan rumah. :(
ReplyDelete