Sebagai seorang Ibu, saya ini termasuk Ibu yang jarang mengikuti tradisi dan mitos-mitos orang tua dahulu. Karena saya ini terasuk orang yang lebih senang fakta daripada mitos. Tak jarang sifat saya yang seperti ini malah menjadikan saya buah bibir orang-orang disekitar saya. Bahkan mertua saya pun menyerah hihihi menantunya bandel dibilangin enggak boleh ini itu tapi enggak didengerin. Maafkan daku ya Mama mertua.
Cara menggendong saya selalu salah
Sejak Adek Iyan lahir, mulai deh banyak yang mulai perhatian dengan saya baik itu orang yang saya kenal ataupun orang yang baru saya kenal. Yang paling sering mereka perhatikan itu cara saya menggendong si Adek. Sejak usia Adek Iyan 2 bulan, dia sudah sering saya gendong menggunakan simple wrap hanaroo. Yang berarti posisinya mengangkang. Dan mereka pun banyak yang bertanya dan memberi saran "Baru 3 bulan koq gendongnya udah ngangkang gitu? Nanti jalannya ngangkang loh", "jangan gendong begitu, kasihan. Nanti saja kalau udah setahun". Aslinya saya sampai kehabisan kata-kata menjelaskan, kenapa saya memilih menggendong posisi seperti itu. Karena mereka enggak pernah mendengarkan penjelasan saya. Menurut mereka, mereka lah yang paling benar. Senyumin aja deh biar kelar.
Baca juga : Review Gendongan Simple Wrap Hanaroo
Saya pernah membaca, kalau menggendong bayi dengan posisi mengangkang itu diperbolehkan. Jika ada anak jalannya ngangkang itu bukan karena kecilnya enggak dibedong atau kecilnya digendong mengangkang. Tapi itu lebih karena faktor gen atau turunan. Menggendong bayi dengan posisi tiduran malah lebih beresiko, bayi rentan kejedug kepalanya. Posisi gendong menghadap Ibu membuat bayi merasa lebih nyaman. Saya sih hanya mengikuti bagaimana nyamannya anak-anak saya, mereka sendiri yang memilih gendongan seperti apa yang nyaman untuk mereka.
Cara memberi makan saya selalu salah
Dulu jaman si Babang Iyas MPASI, saya juga dibilang cara kasih makannya ekstrim hahaha. Babang iyas sejak usia 7 bulan sudah makan makanan utuh, usia 8 bulan mulai suka makan dengan cara BLW. Mereka menyarankan saya untuk memberi bubur saja. Saya pun menjelaskan kenapa saya memilih cara seperti ini. Tetep saja tatapan mereka bikin saya merinding atuh.
Babang Iyas susah makan bubur, tapi kalau dikasih utuhan dia mau makannya. Makanan utuh itu juga empuk koq, mudah dikunyah sama si Babang. Lagipula bayi mampu mengunyah dengan gusinya. Sebentar lagi Adek Iyan akan MPASI, rencana saya memilih metode BLW, siap-siap saja deh menerima pertanyaan yang sama berulang, nasihat-nasihat berulang, tatapan sinis, nyinyiran pedas dan apalah sebagainya. Saya sudah siap koq, nanti mah senyumin aja lagi biar enggak panjang.
Kenapa ya sebagai Ibu jadi selalu salah? Padahal semua yang dilakukan seorang Ibu ya selalu yang terbaik untuk anaknya. Jika seorang Ibu menurut kita salah, memang sebaiknya beri tahu yang benar bagaimana. Namun jika Ibu itu enggan menuruti, dan dia sudah memiliki alasannya sendiri. Ya sebaiknya biarkan saja, enggak perlu ditatap aneh, dijadiin bahan gosipan, bahkan sampai dibully digrup. Biarlah mereka dengan caranya, yang penting kita sudah mengingatkan. Jangan memaksa mereka mengikuti nasihat kita, seandainya posisi kita yang dipaksa juga enggak mau donk pastinya.
Baca juga : Kenikmatan Menjadi Ibu Rumah Tangga
Salah satu yang selalu menjadi topik di sosmed adalah anak ASI vs anak SUFOR. Saya pro ASI sekali, ketika saya bertemu dengan Ibu yang memberi sufor pada anaknya. Saya hanya memberi tahu kebaikan dari ASI, jika Ibu itu tetap memilih sufor ya sok atuh mangga dah yang diberi Ibu itu juga bukan racun koq.
Eh tapi ada untungnya juga sih saya selalu jadi bahan perbincangan Ibu-Ibu berarti saya jadi orang terkenal hahaha.
CatatanRia.com
Baca juga : Review Gendongan Simple Wrap Hanaroo
Saya pernah membaca, kalau menggendong bayi dengan posisi mengangkang itu diperbolehkan. Jika ada anak jalannya ngangkang itu bukan karena kecilnya enggak dibedong atau kecilnya digendong mengangkang. Tapi itu lebih karena faktor gen atau turunan. Menggendong bayi dengan posisi tiduran malah lebih beresiko, bayi rentan kejedug kepalanya. Posisi gendong menghadap Ibu membuat bayi merasa lebih nyaman. Saya sih hanya mengikuti bagaimana nyamannya anak-anak saya, mereka sendiri yang memilih gendongan seperti apa yang nyaman untuk mereka.
Cara memberi makan saya selalu salah
Dulu jaman si Babang Iyas MPASI, saya juga dibilang cara kasih makannya ekstrim hahaha. Babang iyas sejak usia 7 bulan sudah makan makanan utuh, usia 8 bulan mulai suka makan dengan cara BLW. Mereka menyarankan saya untuk memberi bubur saja. Saya pun menjelaskan kenapa saya memilih cara seperti ini. Tetep saja tatapan mereka bikin saya merinding atuh.
Babang Iyas susah makan bubur, tapi kalau dikasih utuhan dia mau makannya. Makanan utuh itu juga empuk koq, mudah dikunyah sama si Babang. Lagipula bayi mampu mengunyah dengan gusinya. Sebentar lagi Adek Iyan akan MPASI, rencana saya memilih metode BLW, siap-siap saja deh menerima pertanyaan yang sama berulang, nasihat-nasihat berulang, tatapan sinis, nyinyiran pedas dan apalah sebagainya. Saya sudah siap koq, nanti mah senyumin aja lagi biar enggak panjang.
Kenapa ya sebagai Ibu jadi selalu salah? Padahal semua yang dilakukan seorang Ibu ya selalu yang terbaik untuk anaknya. Jika seorang Ibu menurut kita salah, memang sebaiknya beri tahu yang benar bagaimana. Namun jika Ibu itu enggan menuruti, dan dia sudah memiliki alasannya sendiri. Ya sebaiknya biarkan saja, enggak perlu ditatap aneh, dijadiin bahan gosipan, bahkan sampai dibully digrup. Biarlah mereka dengan caranya, yang penting kita sudah mengingatkan. Jangan memaksa mereka mengikuti nasihat kita, seandainya posisi kita yang dipaksa juga enggak mau donk pastinya.
Baca juga : Kenikmatan Menjadi Ibu Rumah Tangga
Salah satu yang selalu menjadi topik di sosmed adalah anak ASI vs anak SUFOR. Saya pro ASI sekali, ketika saya bertemu dengan Ibu yang memberi sufor pada anaknya. Saya hanya memberi tahu kebaikan dari ASI, jika Ibu itu tetap memilih sufor ya sok atuh mangga dah yang diberi Ibu itu juga bukan racun koq.
Eh tapi ada untungnya juga sih saya selalu jadi bahan perbincangan Ibu-Ibu berarti saya jadi orang terkenal hahaha.
CatatanRia.com
Hahahaha, terkenal sebagai pembangkang... tos atuuuuh. Aku sampe sekarang masih aja tuh begitu. Sing sabar ae, anak kita ini dan yang nanti merasakan hasilnya juga bukan yang komentar kan...
ReplyDeleteHahahaha, terkenal sebagai pembangkang... tos atuuuuh. Aku sampe sekarang masih aja tuh begitu. Sing sabar ae, anak kita ini dan yang nanti merasakan hasilnya juga bukan yang komentar kan... dan juga kadang mereka pake alasan pokoknya... atau ih dibilangin yang udah pengalaman kok ngeyel hahaha
ReplyDeleteDosanya berkurang, Mbak, kalau dijadiin bahan gosip. :v hehehe
ReplyDeleteAku pernah juga ngalamin itu. Cuma senyum aja sambil ngedumel dalam hati. :'D Dasar katrok, gitu aja.
ReplyDeleteYa gimana lagi, Mbak? Kalau dijelasin, juga nggak mempan. :'D Senyum dan menghindar memang cara terbaik.
ReplyDeleteorang kurang kerjaan aja itu si mba sering komentarin apapun hahaha suka gemes emang klo nmeu yang begitu tapi yang penting sbg ibu betul kata mba kita tahu yang terbaik masa iya kita kasih yang ga terbaik hadeuh..
ReplyDeleteSerba salah, kelihatan ya kalau ibu muda:D
ReplyDeleteNanti kalau udah yang ke 5 gak bakal salah kok, apalagi udah yang ke 9.hikshikshiks, banyaknya... :D
auk ah hehehe
ReplyDeletesetiap ibu pasti punya pertimbangan terbaik buat anaknya kok
aneh2 aja yg komenin