Mom sadarkah saat ini generasi muda kita sudah kecanduan akan gadget, tidak hanya anak-anak yang sudah paham gadget tapi bayi juga sudah dikenalkan dengan gadget oleh orang tuanya miris sebenarnya melihat kenyataan ini. Alih-alih biar anak anteng menurut para orang tua, namun karena kebablasan memberikan gadget tanpa batas waktu membuat anak menjadi kecanduan akan gadget.
Dampak Buruk Penggunaan Gadget pada Anak-Anak
Pengaruh gadget ini bahaya untuk anak-anak ke depannya. Anak-anak akan terganggu motorik dan sensoriknya, mata anak bisa rusak karena terlalu lama terpapar gadget, konsentrasi dan fokus anak jadi berkurang, anak jadi tidak suka sosialisasi dengan teman-temannya, anak-anak jadi mudah marah dan banyak lagi bahaya dari penggunaan gadget.
Berdirinya Kampung Lali Gadget
Darurat kecanduan gadget ini menggerakkan hati seorang relawan bernama Achmad Irfandi yang juga salah satu Penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards 2021 asal Sidoarjo ini untuk mencegah anak-anak di desanya kecanduan akan gadget. Di dusun tempat tinggalnya dusun Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo memang belum terpapar akan gadget namun untuk menghindarinya ia mencari cara agar anak-anak di dusunnya terhindar dari gadget.
Tepatnya pada 1 April 2018 Achmad Irfandi membuat suatu program Kampung Lali Gadget (KLG) di dusunnya. Untuk programnya sendiri Achmad Irfandi mengenalkan permainan-permainan tradisional kepada anak-anakanak-anak, dengan harapan anak-anak bisa teralih dari gadget.
Setelah didirikannya KLG Achmad Irfandi bergerak cepat, saat itu juga ia langsung memberikan literasi pertamanya dengan berkerja sama dengan Darjoclub. Kemudian bulan depannya tepatnya pada tanggal 11 Mei 2018, Irfandi kembali mengadakan literasi kedua, tema yang diangkat tentang dolanan tradisional untuk menghindari dari kecanduan gadget. Gerak cepat yang dilakukan beliau sangatlah tepat, sebelum anak-anak di dusunnya kecanduan gadget sudah beralih ke permainan-permainan tradisional.
Awalnya Kampung Lali Gadget diperuntukkan anak-anak di dusun Pagerngumbuk, namun seiring berjalannya waktu banyak anak-anak dari dusun lain ikut juga bergabung di KLG.
Kegiatan di Kampung Lali Gadget
Selama tahun 2018 - 2019 KLG selalu melakukan kegiatan rutin minimal 2 bulan sekali. Salah satu yang dilakukan Irfandi mengenalkan kegiatan-kegiatan yang ada di KLG dengan melakukan pendekatan ke sekolah-sekolah dan juga komunitas-komunitas yang berfokus pada anak-anak.
Menurut Achmad Irfandi ada banyak permainan tradisional di Indonesia yang memiliki nilai positif, tentunya akan lebih baik anak-anak memainkan permainan tradisional daripada harus terus-menerus di depan gadget yang memiliki banyak dampak negatif.
Kegiatan yang ada di Kampung Lali Gadget ini tidak hanya memainkan permainan tradisional saja, ada juga kegiatan positif lainnya seperti mengajarkan edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, dan edukasi satwa. Agar anak-anak merasa nyaman dan senang dengan Kampung Lali Gadget Achmad Irfandi menyulap halaman depan rumahnya menjadi basecamp anak-anak, dengan membuatkan gubuk baca.
Selain itu agar lebih menarik perhatian anak-anak lagi, Irfandi juga memanfaatkan sungai, sawah dan juga lahan perkebunan milik warga sekitar. Hal ini bertujuan agar anak-anak merasa senang dan nyaman bermain belajar di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri.
Tujuan Berdirinya Kampung Lali Gadget
Di era globalisasi seperti sekarang ini pemakaian gadget memang diperlukan mengingat teknologi sudah berkembang, dan kita harus bisa mengikutinya. Namun yang disayangkan banyak orang tua yang lalai, membiarkan anak-anak menggunakan gadget terlalu lama sehingga anak menjadi kecanduan.
Dengan adanya Kampung Lali Gadget ini diharapkan masyarakat Indonesia bisa lebih bijak lagi dalam menggunakan gadget, dapat membentuk generasi emas yang paham tekhnologi tapi tidak didikte teknologi, melestarikan budaya nasional dengan mewariskan budaya dan kearifan lokal kepada generasi muda.
Selain itu dengan adanya Kampung Lali Gadget ini membuat minat membaca pada anak-anak semakin meningkat. Manfaat dari rajin membaca maka kelak anak-anak bisa terhindarkan dari berita hoax, bisa memilih mana berita yang benar dan mana berita yang tidak benar.
Setiap harinya di Kampung Lali Gadget selalu ada kegiatan edukasi, permainan, pengenalan sistem desa, dan juga kunjungan langsung ke sawah. Dari kegiatan-kegiatan tersebut, KLG berhasil menarik perhatian anak-anak hingga kedatangan 475 anak.
Kampung Lali Gadget Jadi Sumber Penghasilan Warga
Untuk warga desanya sendiri untuk mengikuti kegiatan di KLG gratis tanpa biaya, sedangkan untuk anak-anak di luar desa akan dikenakan biaya sebesar 15.000 setiap kegiatan. Dengan rutinnya kegiatan di KLG dan banyaknya antusiasme dari desa luar, maka bisa menambah pemasukan bagi desa
Setelah kegiatan di KLG berhasil berjalan lancar perlahan KLG juga mulai pengenalan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) desa dan menyediakan tempat untuk warga desa berjualan saat kegiatan berlangsung. Semakin lama kegiatan ekonomi semakin meningkat. Para pengrajin di desa mulai berkarya dengan membuat ikat kepala tradisional khas Sidoarjo, udeng pacul gowang dan banyak mainan tradisional lainnya yang dijual.
Kegiatan di KLG ini juga menginspirasi desa-desa lain untuk mengadakan program edukasi serupa. Tercatat sudah ada 4 desa yang melakukan dan berkerja sama mengembangkan program kegiatan tersebut. Dan saat ini juga KLG sudah memiliki yayasan sudah berbadan hukum, sehingga pengelolaannya bisa lebih profesional dan juga terstruktur.
Penutup
Irfandi selaku pendiri dari KLG ini berharap, KLG ini bisa terus berkembang dan menjadi desa wisata yang nantinya menjadi tujuan wisata bagi para orang tua yang ingin menyembuhkan atau mencegah dari kecanduan gadget. Ia juga berharap permasalahan gadget ini bisa diangkat secara nasional dan dibahas secara bersama, ini semua demi generasi penerus bangsa.
CatatanRia.com
No comments:
Post a Comment
Maaf ya sekarang kotak komentarnya aku moderasi
Gak ada maksud apa-apa koq ^^
Cuma waspada aja dengan Spam :D
Silahkan komen anything ^_____^V